Tokoh Adat Bandar Marga Legun Kebandakhan Way Urang, Way Handak, menggelar Tayuh Busunat dengan tradisi Ngarak.

Daerah Lampung Selatan

Kalianda, Lampung Selatan.

Senin, 20/02/2023.

(Neiwsroom.com) – Masyarakat Lampung memiliki tradisi yang unik yang tidak dimiliki oleh suku lainnya di Indonesia. Dalam proses daur hidup masyarakat Lampung semua masa proses peralihan kehidupan memiliki upacaranya masing-masing. Mulai dari proses kelahiran, menginjak masa remaja, pernikahan hingga kematian. Semuanya dilakukan secara adat. Salah satu tradisi yang masih berkembang hingga saat ini adalah Busunat.

Bandakh Marga Legun Kebandakhan Way Urang yang ada di Way Handak (Kalianda) Lampung Selatan adalah salah satu Marga Adat yang masih menjunjung tradisi Busunat tersebut.

Lazimnya tradisi Busunat hanya dilakukan oleh anak laki-laki yang mulai menginjak masa akil baligh (dewasa). Ini merupakan salah satu prosesi yang harus mereka ikuti. Apalagi sejak islam masuk dalam tataran suku Lampung, islam begitu mempengaruhi kehidupan merka termasuk dalam tradisi busunat ini.

Dalam ajaran agama islam sunat merupakan salah satu yang salah satu sunnah nabi yang diperintahkan kepada setiap umat muslim laki-laki. Tujuannya adalah untuk membersihkan diri dari kotoran. Demikian pun dengan tradisi busunat ini yang merupakan salah satu prosesi menuju pendewasaan diri.

Ngarak merupakan proses mengarak kabayan sunat (pengantin sunat) menuju rumah ayahnya berasal. Dalam hal ini rumah nenek/kakek mereka. Sementara busunat merupakan istilah dalam bahasa Lampung yang berarti berkhitan. Ini merupakan salah satu tradisi yang masih dikembangkan oleh masyarakat Lampung pesisir yang tinggal di Pekon Way Ukhang Way Handak (Kalianda) Lampung Selatan.

 

Dalam melestarikan tradisi Busunat tersebut, salah satu Tokoh Adat dari Marga Legun Kebandakhan Way Urang yaitu Bpk. Sopyan (Temenggung Nimbang Makhga) pada hari ini Senin,20/02/2023 melaksanakan Tayuh Busunat, atas di khitannya anak laki-lakinya yang bernama Muhammad Ramadhan Sopyan.

Tayuh Busunat dengan konsep penggabungan tradisi adat dan umum ini turut dihadiri oleh semua kepaksian Bandar Marga Legun Kebakhan Way Urang diantaranya, Kepaksian Tengkujuh, Maja dan Canggu serta suku-suku yang ada di Kebandakhan.

Sementara Pangikhan Sangun Khatu Ya Bandakh II selaku pemangku Kebandakhan Marga Legun Way Urang berhalangan hadir karena kesibukan sebagai Abdi Negara.(Zul)

 

Tinggalkan Balasan