Kopi sedikit manis yang biasanya jadi minuman tetapku sekitar 4 tahun lalu sudah kutinggalkan, gantinya lemon atau susu jahe. Maklum lambung bermasalah nampak akrab beberapa tahun terakhir. Tapi bukan itu satu satunya alasan lambung bermasalah, tapi pikiranku tersita pada masalah yang dihadapi bangsa ini.
Kita secara tidak langsung disuruh mengirit bahkan di luar sana masyarakat sudah banyak yang stres karena dampak efisiensi, anehnya pejabat malah healing healing. Malah ada tukang ojol yang biasa tunggu order penumpang saat ini lebih banyak pesan kopi ketimbang dapat notifikasi (orderan).
Kadang tidak habis pikir kita hidup di negeri yang kaya sumber daya, yang seharusnya bisa mensejahterakan rakyatnya, sayangnya bonus demografi ini tidak termaafkan atau hanya segelintir orang yang bisa memanfaatkan. Ini negara kebanyakan sumber daya apa kebanyakan gaya?
Bagaimana rasanya jika rakyat dan pejabat bertukar posisi yaah? biar pejabat merasakan hidup dibawah garis kemiskinan. Misal, kasih kesempatan rakyat jadi menteri Enak Sekali Duit Melimpah (ESDM). Aku yakin rakyat yang dikasih jabatan itu akan jadi pejabat jujur, karena mereka terbentuknya bukan dari modal tapi mereka bisa bertahan karena dibekali oleh fisik dan mental.
Ada fenomena masyarakat yang sudah beralih menggunakan motor ketimbang bawa mobil, ya dampak efisiensi juga, kadang mereka cek tekanan ban karena jalan tak selamanya mulus. Sementara di level atas sana sibuk bawa jet pribadi sambil sesekali cek tekanan moral.
Realita lainnya, ada segelintir orang yang tanpa perjuangan berdarah darah bisa dapat kursi empuk yang tahan dibully, punya sedikit nurani, bikin opini malah dapat posisi. Termasuk para peng kritisi yang biasa bervariasi oposisi malah pintar dapatkan kursi. Makin nampak gak sih ketimpangan sosialnya?
Eeh guys, minuman lemonku udah dingin, next aku otak atik lagi ya kondisi kebatinan rakyat kita. yang ada tar perut mules, mumpung masih hangat, sruppp aah..